Inilah Potongan Kayu Jati Milik Nenek Asyani
Warga menunjukkan sisa kayu jati di laman rumah Asyani yang diduga mencuri dari tanah Perhutanan
Nenek Asyani menjadi defendan di PN Situbondo kerana mempunyai kayu tanpa surat-surat. Si nenek renta itu didakwa pasal 12 juncto pasal 83 UU 18/2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan. Tentang BB kayu jati itu, dalam dakwaan JPU, disebutkan ada 38 sirap. Namun, jumlah sebanyak itu disanggah Asyani. Dia tidak mengakui BB yang disampaikan JPU tersebut dengan alasan kayu jati itu tidak sama dengan BB yang didakwakan. Asyani menduga, BB kayu jati tersebut berubah dari rampasan awal yang hanya tujuh batang menjadi 38 sirap. Sambil menunggu kepastian putusan sela di PN Situbondo, Jawa Pos (induk JPNN) melawat rumah Asyani di Perumahan Banjir 27, Dusun Kristal, Desa / Kecamatan Jatibanteng. Di samping rumah berukuran 4 x 6 meter tersebut, ada beberapa jenis kayu yang sudah lama. Sejumlah warga menyebut kayu jati milik Asyani ada sejak dulu. Hanya, kayu tersebut dibiarkan kerana Asyani tidak mempunyai wang untuk memupuk menjadi kerusi. '' Kayu itu sudah lama. Sejak Ibu Asyani pindah ke Perumahan Banjir ini, '' kata Ida Reniwati, warga tempatan. Menurut maklumat, sembilan tahun lalu Asyani tinggal di Secangan, Desa Jatibanteng. Di rumah itu, dia tinggal bersama Suhardi, suaminya, dan empat anaknya. Tidak disangka, rumah tersebut dan puluhan rumah warga lain terkena banjir sekitar 2005. Selepas insiden tersebut, dianggarkan Suhardi menebang pokok jati miliknya. -
sila klik yang mana emosi anda
Tiada ulasan:
Catat Ulasan